Jangan memberi jika masih berharap Menerima: Memberi dan Menerima
Bagaimana manusia sudah terbiasa dengan kata-kata ini sejak kecil. Sehingga begitu terbiasa dengan berharap balas dari apa yang telah di berikan. Menyedihkan!
Kali ini aku sedang merenungkan bagaimana manusia selalu mengejar keuntungan di dalam hidup. Kata mereka ini mengenai bagaimana kau hidup dan berhasil. Terkesan membingungkan bagi ku untuk memahami makna keberhasilan yang di katakan banyak orang. Apakah itu mengenai memiliki usaha yang banyak, atau aset yang melimpah, atau gaji yang tinggi?
Terkesan begitu pedek umurku untuk mengatakan ini, namun aku memberanikan diri untuk memiliki peikiran ini di dalam diri. Ya, aku memang anak wanita yang memiliki ambisi yang sangat besar dalam mencapai sesuatu yang aku inginkan. Entah sejak kapan, aku telah menanamkan sesuatu yang ku inginkan dalam hidup ku hanyalah sebuah keseimbangan.
Aku tak bermimpi memiliki gaji yang besar, aset yang cukup banyak, agak hidupku baik-baik saja. Aku bermimpi untuk memiliki kepuasan dalam diri dalam kebahagiaan. Maka dari itu segala yang aku lakukan berdasarkan pada mencapai kebahagiaan. Saat aku bekerja, aku hanya ingin melakukan yang terbaik, karena menemukan jalan saat tak ada jalan adalah sesuatu yang paling membahagiakan bagiku. Membantu sesama tim untuk bertumbuh, melihat mereka memahami hal baru, bagaimana setiap target tercapai adalah hal yang membawa kesenangan dalam diri. Mencoba membuka peluang belajar bagi diri sendiri karena kantor tidak menyediakan ruang belajar yang luas, membawaku pada kegagalan membangun usaha yang menghasilkan banyak pengalaman baru.
Tanpa terasa diri ini menjadi sangat terbiasa dengan mencoba dan gagal. Pula terbiasa untuk mengevaluasi dan menemukan kembali jalan saat tiada jalan. Begitu dramatisnya hidup membawaku saat aku menikmati setiap langkah untuk mencapai kesimbangan dalam hidup. Aku cukup terbiasa dengan semua ini, situasi yang penuh ambisi namun, tak terburu-buru. Terus melakukan hal yang meyenangkan namum, tak terlalu terbuai dan berhenti namun menunggu atau menciptakan kebahagiaan berikutnya.
Tanpa terasa semua ini menjadi satu kesatuan yang membawa diriku pada perjalanan yang penuh dengan pelajaran. Tak ku sangka ambisi bukan hal yang selalu melulu mengenai mengejar uang semata. Kebahagiaan yang tak terkira dari menciptakan keseimbangan dalam diri adalah sesuatu yang menjadi makna dalam langkah.
Aku selalu percaya bahwa aku hanya cukup berbahagia, mencintai apa yang ku miliki, tak bersikap tamak dan terburu-buru. Aku menikmati waktu-waktu yang tak abadi, aku mencintai kepercayaanku. Aku mencintai kata-kata dalam kepalaku yaitu, “Tak selamanya langit mendung dan tak selamanya matahari akan selalu bersinar, semua ada waktunya”.
Jika semua ada waktunya dan semua tak abadi, maka apa gunanya terburu-buru. Apa gunanya terburu-buru jika kau bisa menghirup udara yang sejuk dan matahari yang menusuk kulit. Tak ada yang abadi, mungkin tak ada lagi mentari esok hari, mungkin tak akan ada mendung yang membawa hujan esok hari. Kemudian semuanya akan terasa monoton dan biasa saja.
Dari sepenggal kisah yang ku tuturkan, tersirat makna yang mendalam. Makna dari kehidupan yang berputar secara monoton dan menyedihkan. Tak apa jika orang lain sibuk berlari, tak apa jika orang lain sibuk memecut timnya untuk mecapai hasil demi seonggok bonus. Aku hanya tak memiliki kepercayaan dalam kata “Berilah maka kamu akan menerima” dan berharap “menerima” dari orang lain. Kesenanganku bukan ada pada menerima dari mereka di luar sana.
Kebahagiaan terbesar saat diriku menerima pelajaran yang paling bermakna. Pelajaran mengenai mencintai proses dan manusianya. Ini semua bukan mengenai berpacu untuk mendapatkan balasan, tapi mengenai bagaimana jika waktu kita datang, tak ada kata menyesal karena belum menerima sesuatu yang indah dari diri sendiri.
Bagiku, kebahagiaan terbesar dari segalanya adalah rasa “SYUKUR” dan “KETULUSAN”.
Pelan-pelan saja, nikmati hari ini! Berikan saja yang terbaik, maka kau akan menciptakan pribadi yang baik pula. Hidup bukan perlombaan, nikmati, Mencintailah dengan seutuhnya, tak perlu berharap balas. Manusia adalah makhluk dengan ego yang luar biasa besar, kau tak akan terpuaskan jika mengharap balas. Hiduplah dengan tenang dengan menerima kebahagiaan dari setiap kejadian dalam hidup.