Keheningan

Jika kau telah berada pada kondisi dimana kau tak lagi mendengar suara di dalam kepalamu, maka kau akan tersdar itulah saatnya datang sang hening.

Pernah terlintas di dalam pikiran bahwa suara pikiran adalah suara hati. Namun seperti kota yang ramai akan hiruk pikuk kesibukan manusia, begitupun dengan dirimu. Bagaimana kita mampu menikmati sunyi saat kita sibuk berputar dalam bayang yang tak terlihat.

Sekali saja dalam ruang sunyimu, hadirkan sang hening, izinkan dia untuk menyapa jiwa yang terlalu sibuk memikirkan apa kata mereka. Kita terlalu tersibukan dengan memenuhi apa yang mereka pikirkan, bagaimana penampilan kita hari ini di hadapan pasangan kita. Hingga tiba saat mereka berkata, “Aku mencintai dirimu apa adanya”.

Aku tersadar dalam kesibukanku untuk menjadikan diriku sebagai wanita yang cantik, pintar dan kuat. Dia memegang tanganku dan dengan tegas namun penuh cinta berkata, “Jika mereka dapat mencintaimu dengan segala pencapaian dan kecantikan yang kau tunjukan sebelum kau beranjak keluar rumah. Maka aku telah jatuh cinta kepadamu sejak ku membuka mataku dan melihat kau terlelap di sampingku”.

Cobalah untuk kembali meresapi segala energi baik di sekitar kita. Tak perlu menuntut diri terlalu keras, untuk berusaha terlihat sempurna. Kita mampu untuk indah dan gagah saat tak ada satu pun orang di samping. Jika ada satu jiwa saja mampu mencintai kita dengan segala yang kita miliki tanpa harus berusaha. Maka izinkan diri kita untuk memandang kedepan cermin dan merasa puas karena “Aku adalah Aku”.

Keheningan terkadang bukan sebuah lambang dari sebuah kesepian. Namun keheningan di butuhkan saat kaki tak sanggup lagi berlari, saat hati terlalu banyak bertanya, saat pikiran tak sanggup lagi membendung lamunan. Inilah saatnya, mari mengundang hening, kembali mencari kalimat indah yang pernah terucap dari mereka yang kita cinta, dan dari dirimu yang kau cinta.

Di tengah hiruk pikuk hari yang melelahkan, inilah saatnya kita untuk bertemu dengan sosok terindah dalam hidup.