Life Lust
Berbicara mengenai hidup, berbicara mengenai cinta. Bagaimana hati yang terpuaskan dengan bahagia yang menggebu dan duka yang nestapa.
Berjalan mengelilingi riuhnya kota yang penuh dengan romansa yang menakjubkan. Pakaian panjang dan menampakan bentuk tubuh, menunjukan karya ciptaan sang penguasa bumi dan langit dan segala makhluknya. Helaian kainnya menyapu jalanan kota, menyulap gelapnya jalanan kota yang mulai beristirahat menjadi warna merah yang menyulut api romansa suatu kota yang penuh dengan cinta dan hasrat yang tak tertahankan.
Bibir merahnya begitu menakjubkan, menarik semesta untuk merasakan nikmatnya manis buah ceri yang tak tak semua orang menyukainya, namun menarik untuk di rasakan. Cukup jenjang seperi angsa yang mencoba melangkah ke danau dan mulai memainkan lekuk tubuhnya agar mampu mengarungi danau yang tenang namun tak paham apa yang ada didalamnya. Kegelapan ingin memegang jemari yang lentik dan menariknya kedalam misteri sang kabut yang pekat legam.
Langkah kakinya menciptakan dentuman bagi kota yang terbuai akan rayuan sang darah muda. Kau menariknya dalam kabutmu yang legam namun bayanganya tak hilang, kabutmu digantikan oleh merahnya romansa dari kainnya yang terjulur hingga menyapu wajah yang penuh dengan tanda tanya. Kau tau itu adalah gambaran buaian dunia, namun kau menikmati setiap inci yang tersentuh oleh jemarinya yang bermain hingga kedalam sukmamu. Kau memahami sang penguasa membenci ketidak pastian dari pikiran yang kacau akan ceri merah yang merekah. Namun batin membantah bahwa sang penguasalah penciptanya agar kau menikmati keindahan warna yang tak tersulut kabut gelap sang kota.
Katamu mungkin dia perlambangan dari sang dewi cinta yang berkeliling kota di malam yang sunyi. Saat jam kota berdentang dengan kencang dia merasuki relung jiwamu yang sepi namun penuh dengan hasrat yang merindukan sentuhan. Mungkin kau bisa mencuri langkah terakhirnya namun nyatanya dia meninggalkan sepatu kaca yang nyatanya hanya sebuah ilusi bagimu. Tersontak dalam gelapnya malam, dia berjalan meninggalkanmu memeluk sepatu kaca seperti kisah cinderela. Tersadar bahwa yang kau peluk hanya sebagian dari koleksi banyak sepatu di lemarinya.
Kau pikir kau mendapatkan bagian darinya yang penting dan berharga. Namun tersadar itu hanya sebagian kecil dari kepunyaannya yang sengaja dia tinggalkan agar egomu terselamatkan.