Saatnya Kembali Pada Diri

Trivena GV
2 min readJan 19, 2020

--

Di saat tak seorang pun mengitari, pada siapa diri mengadu? Pada rindu? Pada piluh? Ataukah pada sendu?
Pada saat diri ingin mengadu, tutuplah mata dan mengadu rayu dengan dengan rindu yang membiru, piluh yang keluh dan dengan suara lirih ucapkan kalimat sendu pada sang jiwa dan raga.

- Sudah Saatnya bercakap dengan diri sendiri-

Pagi ini aku terbangun, badanku masih menempel di atas kasur bersarungkan kain putih. Nampaknya sudah pagi, suara ayam di sekitar rumah mulai terdengar. Sepertinya mereka sedang merayakan datangnya sang mentari, aku tersenyum.

Aku membuka buku coretan kisahku, membaca keluhan semalam. Sebelum tidur aku menggores gerutu di atas buku. Aku tersenyum, ternyata aku senang mengadu pada buku yang selalu memilih untuk diam. Seakan selalu berkata “Coret aku saja, aku memberi jaminan kelegaan”.

Ku kembali berbaring, berharap mendapatkan jiwa anak kecil yang senang berguling-guling sampai sang ibu membangunkan. Lama menunggu di atas kasur ternyata ibu tak ke sini, aku seorang diri rupanya. Aku putuskan untuk duduk sejenak, mencoba menghirup napas kehidupan yang aku miliki dan berusaha mengingat kegagalan yang aku miliki beberapa hari ini.

Aku menutup mantaku, melipat tangan dan kaki ku, nampak seperti berdoa. Aku mulai membuka mulutku dan bercerita dengan diriku, seperti ini aku berkata padanya dengan perlahan-lahan mencucurkan air mata:

Teruntuk diriku, selamat pagi.
Apa kabar kamu? Sehatkah?
Lama kita tak bersua, nampaknya kau kulupakan.
Teruntuk diriku, sudah banyak yang kau lalui
Sudah kau telan setiap sakit,
Sudah kau tarik semua ego,
Sudah kau hadapi setiap kehancuran.
Sungguh tangguhnya kamu!
Maaf untuk segenap salah yang ku lakukan terhadapmu,
Maaf untuk segala cinta yang kuharapkan dari insan lain,
Maaf aku tak menanyakan kabarmu,
Maaf aku melukaimu begitu dalam,
Maafkan aku yang sibuk untuk membahagiakan jiwa yang lain.
Teruntuk diriku, Terimakasih.
Terimakasih untuk terus menunggu aku yang lambat ini,
Terimakasih untuk terus memanggilku saat aku hilang,
Terimakasih untuk terus mencintaiku di saat aku melupakanmu.
Teruntuk diriku, mari terus bercakap
Kita akan baik-baik saja,
Jika matahari terbit pun memiliki saat untuk tenggelam
digantikan oleh malam yang di miliki oleh sang bulan.
Maka kita pun mampu menghadapi segala yang sementara ini.
BERTAHANLAH!

--

--

Trivena GV
Trivena GV

Written by Trivena GV

Vinyasabyvena.com | Yoga Teacher | Practice Stoic in daily life | Varies in nature and art of life | There is no one-size-fits all to live your best life

No responses yet