This is what makes us Girls

Trivena GV
2 min readMay 18, 2019

--

Kita bermimpi mengenai surga dan memberikan cinta pada pandangan pertama, dan di surga itulah kita menangis.

Bagaimana saat mereka melihat kita berjalan di setiap persimpangan jalan. Disitulah mereka mulai bersiul dan mencoba mencari cara apakah kita kan berpaling dan memberinya surga. Namun dia tertunduk dan tetap berjalan, merasa malu, di tinggikan atau direndahkan itu tidak nampak jelas dan melahirkan kebingungan. Tanda tanya besar saat semuanya mengulurkan tangan seolah-olah kita tak bisa memakai tangan kita sendiri.

Sekali lagi kami berjalan di pinggiran jalan kota dan mereka memanggil dengan siulan yang kosong. Kami berbalik dan melayangkan jari tengah kearahnya dan itulah surga yang kita suguhkan. Kami berjalan menyusuri kota, menghiasinya dengan berbagai macam warna dari tubuh kami. Tak perlu terheran melihat mereka tertawa sekeras-kerasnya dan tak perlu membedakan pada saat ada dia yang memutuskan untuk berdiam diri dengan tawa kecilnya.

Kami duduk tepat di tengah kota dengan cahaya yang cukup untuk mengimbangi cahaya kami. Mereka memulai dengan membandingkan gradasi warna bibir kita yang berbeda, seolah-olah mereka menjadi bagian dari pemilihan warna dan uang yang kita keluarkan. Mereka tersontak dan mulai memetakan antara kami ada yang menyalakan api dan ada yang menutup dirinya. Seolah mereka adalah alasan dari setiap pembawaan diri dari setiap kepribadian dan tampilan yang kita tunjukan.

Kami duduk di tengah kota dengan tawa dan terkadang menagis sekencang-kencangnya. Mereka bersangka kita pencipta sang drama kehidupan, namun kitalah yang menjiwai makna dari sebuah ketulusan. Seorang dari kami merintih di karenakan kehancuran hati dari sebuah pengkhianatan. Namun beginilah kami mengajaknya untuk berteman dengan tantangan;

“Sayang, hapus air matamu. Inilah yang menjadikan kita seorang perempuan, kita mengharapkan surga dan memberikan sepenuhnya cinta, kita pembawa dosa terbesar, kata mereka kita akan berhenti di bawa kaki mereka dan malam yang panjang dan pagi yang awal. Namun itu hanya kata mereka”.

--

--

Trivena GV
Trivena GV

Written by Trivena GV

Vinyasabyvena.com | Yoga Teacher | Practice Stoic in daily life | Varies in nature and art of life | There is no one-size-fits all to live your best life

No responses yet