Trauma

Trivena GV
2 min readMay 23, 2020

--

My life is my poetry and My love making is my legacy!
Dancing to keep the sanity and crying for mercy.

Aku memulainya dengan harapan, berharap cinta saja mampu membuat dia untuk tetap tinggal. Namun hidup tak semudah kau mengatakan “Maukah kau mencintaiku?”. Nyatanya melakukannya dengan segenap hati adalah sebuah pembuktian yang di paksakan. Jika cinta tak mengharap balas, maka mungkin manusia harus menanggalkan sifat dasar kemanusiaannya. Karena sesungguhnya manusia selalu mengharap balas untuk apa yang di anggapnya wajib untuk terima balas.

Ku lalui kisah cinta yang tak begitu mudah untukku biarkan begitu saja berlalu. Perjalanan cinta bukanlah suatu jalan yang mudah untuk di lalui. Begitu banyak kejanggalan yang ku temui dalam kisah cinta yang tak pernah berhasil ini. Terkadang pikiran ini melayang dan mencoba untuk mencari jawaban dari apa yang terjadi. Mungkin aku terlalu mendramatisir kisah cinta, kata mereka jika mencinta cukup untuk menikmatinya saja.

Namun semakin menuangkan cinta dalam setiap kisah yang ku miliki, aku semakin tenggelam kedalam kesakitan yang meciptakan kesepian dan kesendirian. Disaat hubungan berakhir, ku coba untuk mencari-cari ingatan indah yang membawa tawa, namun tak satupun datang dan tak bisa di gambarkan. Semakin ku mencoba, semakin hilang segala harapan, jika dulu kenangan indah pernah terjadi.

Apakah aku yang kurang bersyukur akan setiap cinta yang datang dan membawa cerita?
Namun kembali ku mencari, dan yang datang hanyalah kenangan buruk mengenai perselingkuhan, ketidak adilan, kebohongan dan ketidak tulusan dalam sepanjang cerita cinta.

Namun kisah itu membawa semangat yang luar biasa di dalam diri. Bukan cerita indah namun cerita sedih dan pengkhianatan, membawaku untuk tetap mempercayai bahwa cinta akan tetap ada jika aku bertahan dan percaya. Jika ku sanggup untuk mencinta dengan tulus, pastilah ada satu jiwa di luar sana yang sanggup mencinta dengan benar.

Semakin jauh ku mencari, hatiku pun lelah dan berhenti untuk menginginkan cinta. Berhenti ternyata membawa setiap manusia yang hadir untuk mengajari cinta yang lain. Mereka mampir dengan kejujuran, menjelaskan apa konsekuensi dari mencinta dan apa keindahan dari mencinta. Mereka membawa arti dari sebuah ikatan yang tak menjatuhkan manusia yang lain.

Saat mereka pergi, aku mampu mengingat kenangan indah dan buruk yang mereka hadirkan. Sambil meneguk segelas anggur merah, aku tersenyum dengan pelajaran yang kini ku miliki. Aku berhasil memiliki kenangan yang mampu membawa senyuman. Bukan kisah cinta yang sempurna, namun bisa untuk di kenang. Kini ku membawa bekal dalam mencinta, bukan mengharapkan cinta yang akan hadir selamanya, namun cinta yang hadir dengan apa adanya.

Aku kini mencinta dengan apa adanya, aku tak harus menciptakan sosok yang sempurna, yang sabar dan penuh pengertian. Namun, hanya cukup menjadi manusia, bisa bersedih karena kisah buruk, bisa tertawa karena kejadian indah yang sedang terjadi, mengejar mimpi yang sulit di gapai namun tetap berusaha meraihnya.Tak takut dengan akhir yang akan membawa perpisahan, namun sadar bahwa mencintai bukan mengenai memiliki dan mencintai dengan benar saat sedang bersama.

Di saat aku tertegun dalam kelam, ku melihat Cinta yang baik dari dalam diriku. Kemudian ku berkata pada diri yang sepi, “Jika hanya cinta yang aku punya, maka aku akan berbahagia. Karena apa lagi selain Cinta yang bisa ku tinggalkan saat maut datang menghampiri”.

Kini aku hanya perlu berjalan mengukir cerita hidupku dan hanya cukup mencintai dengan benar.

--

--

Trivena GV
Trivena GV

Written by Trivena GV

Vinyasabyvena.com | Yoga Teacher | Practice Stoic in daily life | Varies in nature and art of life | There is no one-size-fits all to live your best life

No responses yet