Unstable
Pernahkah bertemu seorang manusia, namun terasa sulit memahaminya. Bagai mecari jarum dalam jerami, aku mandi dengan helaiannya di sekujur tubuh.
Kehilangannya mungkin saja mengakibatkan sedih bagi semua insan. Aku berpikir tidak bagiku. Ku terbawa kesedihan yang mendalam namun tak sanggup ku IYA-kan. Cinta itu kasar, namun tak sanggup membawa hati yang rapuh. Aku menolak rasa tertolak dan mencinta setiap kebohongan demi melindungi diri.
Ini kecintaan terhadap hati yang sepi atau diri yang tersakiti? Aku terbawa dalam lautan kehampaan, yang membawa diri hingga mencapai tahap cinta yang tak terpungkiri. Mulut semakin banyak berkata dan tak pernah sejalan dengan sang hati. Namun hatiku pun ku bekap dan tak kuizinkan untuk bercakap dengan raga dan sang otak.
Cinta itu Rusak, bukan karena aku yang rapuh dan tak teruraikan. Namun memang begitulah kumemandang kehadiran yang mungkin tak akan bisa ku terima. Salah! Cinta tak pernah sekuat karang, karena dia mampu dirusak kebohongan sang ego. Aku! aku merusaknya, karena akulah sang ego. Kemarilah dan hampiri aku, karena aku sudah merusak cinta yang coba datang dan menganggapku sang rumah.
Mungkin Ini bukan mengenai cinta yang akhirnya berakhir, namun cinta yang tak pernah berarti dan perlahan terbawa bersama sang kepentingan batin. Bukan aku oh Cinta, kau saja yang tak pernah mencoba untuk membalas sang benci.